INDONESIA,
TITIPAN DAN AMANAH
Oleh
Muhammad
Yusran
Kader
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Cabang Polewali Mandar
Mahasiswa
Universitas Al Asy’ariyah Mandar
Indonesia merupakan
sebuah Negara majemuk dan kemajemukan tersebut menjadi sebuah dasar
kekokohannya dengan pilar utamanya yaitu Pancasila. Sedangkan didalam KBBI
Negara itu sendiri memiliki arti sebagai Organisasi dalam suatu wilayah yang
mempunyai kekuasaan tertinggi yang sah dan di ta’ati oleh rakyat, dan/atau
kelompok sosial yang menduduki wilayah atau daerah tertentu yang diorganisasi
dibawah lembaga politik pemerintah yang efektif, mempunyai kesatuan politik,
berdaulat sehingga berhak menentukan tujuan nasionalnya. Sedangkan kemajemukan
diartikan sebagai satu kesatuan yang didalamnya terdiri atas beberapa bagian
(Agama, Budaya, Suku, Ras, dll). Sehingga dapat disimpulkan bahawa Negara
Majemuk ialah sebuah lembaga politik pemerintahan yang didalamnya terdapat
berbagai macam suku bangsa, ras, agama dan budaya.
Sebagai sebuah negara yang berdaulat, Indonesia memiliki tujuan politik
sendiri dalam menentukan arah dan tujuannya sebagaimana yang tersurat dalam
batang tubuh undang-undang dasar 1945. Adapun tujuan tersebut lahir bukan tanpa
perjuangan yang begitu besar oleh para leluhur kita melainkan benar-benar
dengan pengorbanan yang amat teramat begitu besarnya. Bukan hanya harta benda,
sanak saudara, senyuman dan kegembiraan yang dikorbankan akan tetapi juga
dengan darah dan nyawa. Oleh karenanya, harga dari pada tujuan berdirinya
negara ini tidak dapat terhitung oleh apapun.
Menjamurnya investasi disegala sektor, baik dalam sektor pertanian,
pertambangan, migas, properti, infrastruktur, dan lain sebagainya, tidaklah
sepadan dengan perjuangan leluhur kita dalam memerdekakan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Sehingga, tidak pantaslah kita dipecah belah hanya karna
pertempuran kaum imperialis dalam memperebutkan komodity dan kapital.
Melainkan, kita harus bangkit bersama dalam berinovasi dan berkinerja
memanfaatkan bonus Demografi dan Geografi yang telah di titipkan Tuhan untuk
bangsa ini.
Bonus Demogfari dan Geografi yang dimiliki bangsa ini merupakan sebuah
kekuatan yang sangat potensial jika dapat dikelolah dengan baik dan dapat pula
menjadi kelemahan jika dijadikan sebagai sebuah bahan propaganda oleh
kelompok-kelompok radikalis dan ekstremis. Hal tersebut dapat dilihat dalam
perspektif demografi, indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah
penduduknya yang beragama Islam terbesar di dunia dan jika hal tersebut tidak
dimanfaatkan dengan sebaik/semaksimal mungkin, maka harus berapa banyak nyawa
yang akan menjadi korban kasus bom bunuh diri. Hal tersebut juga sangat
ditunjang dengan luas wilayah yang dimiliki, dimana dua diantara sekian banyak
wilayah terluas didunia berada di Indonesia yaitu Kalimantan dan Irian Jaya
(Papua), sehingga dapat dijadikan akses bagi kelompok Radikalis dan Ekstremis
untuk menyusup ke negara ini.
Rongorngan kelompok-kelompok tersebut sudah jelas nyata adanya didepan mata,
hanya saja memerlukan sedikit tindakan prefentif untuk memangkas gerakan yang
mereka lakukan yang sudah terbilang massif sampai pada tataran grass root dan
salah satu diantaranya yaitu kelompok radikalis dan ekstremis yang mengatas
namakan agama Islam. Itu sudah menjadi ancaman yang sangat substansial bagi
bangsa ini sebab bukan hanya kritikan kepada para politikus yang mereka lakukan
bahkan kritikan mereka juga menyentuh Ideologi dan sistem pemerintahan Negara
ini, yang menurut mereka bahwa Pancasila adalah Taghut dan bagi yang meyakini
taghut hukumnya adalah kafir, serta sistem Demokrasi yang dianut negara ini
merupakan produk orang kafir yang tidak boleh digunakan karena Haram dan harus
digantikan dengan konsep khilafah.
Mereka adalah kelompok yang selalu menggunakan ayat suci Al-Qur’an
dalam mengkafirkan kelompok yang bersimpangan dengan mereka bahkan sesama
muslimnya pun mereka kafirkan hanya karena satu alasan yaitu tidak ingin
mengikuti nafsu mereka didalam menegakkan khilafah. Padahal telah jelas ketika
kita melihat sejarah berdirinya negara ini tidak terlepas dari peran para tokoh
alim Ulama’ yang salah satunya yaitu KH. Hasyim Asy’ari (Pendiri Organisasi
Nahdlatul Ulama/NU), namun para alim ulama sedikit pun tidak menginginkan
berdirinya negara Khilafah dalam memanifestasikan syariat Islam. Melainkan
cukup dengan Indonesia saja yang saling bergotong royong, saling membantu
sesama, dan saling menghormati antar umat beragama, Indonesia yang menanamkan
nilai-nilai ke Islaman dalam mengatur dan mengayomi masyarakatnya.
Akan tetapi ketika mereka mendengarkan pernyataan seperti tersebut
diatas, maka mereka pun dengan tegasnya mengatakan bahwa pemikiran seperti itu
adalah pemikiran golongan sekuler, sekalipun ada ulama yang berkata seperti
itu, juga mereka katakan ulama sekuler, ulama sepilis dan ulama su’. Dapat
dibayangkan, ketika mereka mengatakan bahwa mereka adalah pejuang Agama,
pejuang panji Rasulullah saw sedangkan mereka sendiri yang selalu memaksakan
kehendaknya, mencaci maki ulama dan para Habib. Padahal telah jelas bahwa “Al Ulama’u Warosatun Anbiya’, Ulama adalah
pewaris para nabi ”.
Jika tidak setuju terhadap sistem Demokrasi yang digunakan oleh Negara
Kesatuan Republik Indonesia dengan Ideologi kebangsaannya yaitu Pancasila, maka
nyatakan dengan ilmiah didepan institusi yang menangani persoalan tersebut
dengan terbuka dan transparan, juga dengan tema yang berkaitan dengan
penolakannya terhadap sistem kenegaraan saat ini. Jangan malah hanya mengadakan
dialog-dialog tentang analisis perekonomian global yang berefek terhadap
perekonomian nasional. Jangan hanya bermain-main dibelakang, seolah-olah pro
pemerintah namun nyatanya juga merongrong Negara.
Sehingga sebagai bangsa yang
beradab dan berilmu, sudah seyogyanyalah kita mempertahankan apa yang telah
dititipkan oleh Tuhan melalui para leluhur kita. Perjuangan para leluhur kita
merupakan sebuah titipan dari Tuhan dan hasil dari perjuangan tersebutlah yang
menjadi amanah bagi kita semua, bagi Indonesia dalam menciptakan masyarakat
yang madani. Sudahilah propaganda yang tak bermanfaat ini, sebab Tuhan itu
lebih tau apa yang dibutuhkan oleh hamba-hambanya. Mudah-mudahan kita
senantiasa berada dalam jalan yang di ridhoi oleh Allah swt, sehingga kita
dapat menjadi pribadi yang berilmu ilmiah dan beramal amaliah, yang cerdas
secara intelektual dan juga spritual.
Wallahul Musta’an wailaa ittiqlan.
wallahul muwaffieq ilaa aqwamitthorieq.
Wallahua’lam Bisshowaf.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar