Rabu, 22 November 2017

INDONESIA, TITIPAN DAN AMANAH



INDONESIA, TITIPAN DAN AMANAH

Oleh
Muhammad Yusran
Kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Cabang Polewali Mandar
Mahasiswa Universitas Al Asy’ariyah Mandar 

Indonesia merupakan sebuah Negara majemuk dan kemajemukan tersebut menjadi sebuah dasar kekokohannya dengan pilar utamanya yaitu Pancasila. Sedangkan didalam KBBI Negara itu sendiri memiliki arti sebagai Organisasi dalam suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan tertinggi yang sah dan di ta’ati oleh rakyat, dan/atau kelompok sosial yang menduduki wilayah atau daerah tertentu yang diorganisasi dibawah lembaga politik pemerintah yang efektif, mempunyai kesatuan politik, berdaulat sehingga berhak menentukan tujuan nasionalnya. Sedangkan kemajemukan diartikan sebagai satu kesatuan yang didalamnya terdiri atas beberapa bagian (Agama, Budaya, Suku, Ras, dll). Sehingga dapat disimpulkan bahawa Negara Majemuk ialah sebuah lembaga politik pemerintahan yang didalamnya terdapat berbagai macam suku bangsa, ras, agama dan budaya.

Sebagai sebuah negara yang berdaulat, Indonesia memiliki tujuan politik sendiri dalam menentukan arah dan tujuannya sebagaimana yang tersurat dalam batang tubuh undang-undang dasar 1945. Adapun tujuan tersebut lahir bukan tanpa perjuangan yang begitu besar oleh para leluhur kita melainkan benar-benar dengan pengorbanan yang amat teramat begitu besarnya. Bukan hanya harta benda, sanak saudara, senyuman dan kegembiraan yang dikorbankan akan tetapi juga dengan darah dan nyawa. Oleh karenanya, harga dari pada tujuan berdirinya negara ini tidak dapat terhitung oleh apapun.
Menjamurnya investasi disegala sektor, baik dalam sektor pertanian, pertambangan, migas, properti, infrastruktur, dan lain sebagainya, tidaklah sepadan dengan perjuangan leluhur kita dalam memerdekakan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sehingga, tidak pantaslah kita dipecah belah hanya karna pertempuran kaum imperialis dalam memperebutkan komodity dan kapital. Melainkan, kita harus bangkit bersama dalam berinovasi dan berkinerja memanfaatkan bonus Demografi dan Geografi yang telah di titipkan Tuhan untuk bangsa ini.
Bonus Demogfari dan Geografi yang dimiliki bangsa ini merupakan sebuah kekuatan yang sangat potensial jika dapat dikelolah dengan baik dan dapat pula menjadi kelemahan jika dijadikan sebagai sebuah bahan propaganda oleh kelompok-kelompok radikalis dan ekstremis. Hal tersebut dapat dilihat dalam perspektif demografi, indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduknya yang beragama Islam terbesar di dunia dan jika hal tersebut tidak dimanfaatkan dengan sebaik/semaksimal mungkin, maka harus berapa banyak nyawa yang akan menjadi korban kasus bom bunuh diri. Hal tersebut juga sangat ditunjang dengan luas wilayah yang dimiliki, dimana dua diantara sekian banyak wilayah terluas didunia berada di Indonesia yaitu Kalimantan dan Irian Jaya (Papua), sehingga dapat dijadikan akses bagi kelompok Radikalis dan Ekstremis untuk menyusup ke negara ini.
Rongorngan kelompok-kelompok tersebut sudah jelas nyata adanya didepan mata, hanya saja memerlukan sedikit tindakan prefentif untuk memangkas gerakan yang mereka lakukan yang sudah terbilang massif sampai pada tataran grass root dan salah satu diantaranya yaitu kelompok radikalis dan ekstremis yang mengatas namakan agama Islam. Itu sudah menjadi ancaman yang sangat substansial bagi bangsa ini sebab bukan hanya kritikan kepada para politikus yang mereka lakukan bahkan kritikan mereka juga menyentuh Ideologi dan sistem pemerintahan Negara ini, yang menurut mereka bahwa Pancasila adalah Taghut dan bagi yang meyakini taghut hukumnya adalah kafir, serta sistem Demokrasi yang dianut negara ini merupakan produk orang kafir yang tidak boleh digunakan karena Haram dan harus digantikan dengan konsep khilafah.
Mereka adalah kelompok yang selalu menggunakan ayat suci Al-Qur’an dalam mengkafirkan kelompok yang bersimpangan dengan mereka bahkan sesama muslimnya pun mereka kafirkan hanya karena satu alasan yaitu tidak ingin mengikuti nafsu mereka didalam menegakkan khilafah. Padahal telah jelas ketika kita melihat sejarah berdirinya negara ini tidak terlepas dari peran para tokoh alim Ulama’ yang salah satunya yaitu KH. Hasyim Asy’ari (Pendiri Organisasi Nahdlatul Ulama/NU), namun para alim ulama sedikit pun tidak menginginkan berdirinya negara Khilafah dalam memanifestasikan syariat Islam. Melainkan cukup dengan Indonesia saja yang saling bergotong royong, saling membantu sesama, dan saling menghormati antar umat beragama, Indonesia yang menanamkan nilai-nilai ke Islaman dalam mengatur dan mengayomi masyarakatnya.
Akan tetapi ketika mereka mendengarkan pernyataan seperti tersebut diatas, maka mereka pun dengan tegasnya mengatakan bahwa pemikiran seperti itu adalah pemikiran golongan sekuler, sekalipun ada ulama yang berkata seperti itu, juga mereka katakan ulama sekuler, ulama sepilis dan ulama su’. Dapat dibayangkan, ketika mereka mengatakan bahwa mereka adalah pejuang Agama, pejuang panji Rasulullah saw sedangkan mereka sendiri yang selalu memaksakan kehendaknya, mencaci maki ulama dan para Habib. Padahal telah jelas bahwa “Al Ulama’u Warosatun Anbiya’, Ulama adalah pewaris para nabi ”.
Jika tidak setuju terhadap sistem Demokrasi yang digunakan oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan Ideologi kebangsaannya yaitu Pancasila, maka nyatakan dengan ilmiah didepan institusi yang menangani persoalan tersebut dengan terbuka dan transparan, juga dengan tema yang berkaitan dengan penolakannya terhadap sistem kenegaraan saat ini. Jangan malah hanya mengadakan dialog-dialog tentang analisis perekonomian global yang berefek terhadap perekonomian nasional. Jangan hanya bermain-main dibelakang, seolah-olah pro pemerintah namun nyatanya juga merongrong Negara.
Sehingga sebagai bangsa yang beradab dan berilmu, sudah seyogyanyalah kita mempertahankan apa yang telah dititipkan oleh Tuhan melalui para leluhur kita. Perjuangan para leluhur kita merupakan sebuah titipan dari Tuhan dan hasil dari perjuangan tersebutlah yang menjadi amanah bagi kita semua, bagi Indonesia dalam menciptakan masyarakat yang madani. Sudahilah propaganda yang tak bermanfaat ini, sebab Tuhan itu lebih tau apa yang dibutuhkan oleh hamba-hambanya. Mudah-mudahan kita senantiasa berada dalam jalan yang di ridhoi oleh Allah swt, sehingga kita dapat menjadi pribadi yang berilmu ilmiah dan beramal amaliah, yang cerdas secara intelektual dan juga spritual.
Wallahul Musta’an wailaa ittiqlan.
wallahul muwaffieq ilaa aqwamitthorieq.
Wallahua’lam Bisshowaf.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar