Setelah sekian lama
gerakan pemuda mengalami kemunduran semenjak runtuhnya era Orde Baru menuju era
Reformasi, sekaranglah saatnya pemuda menunjukkan kepada mata dunia terutama
bangsa Indonesia ini bahwa pemuda itu masih sangat penting untuk masa depan
bangsa.
Dalam perspektif Undang-undang No.40 tahun 2009 tentang kepemudaan pasal
1 berbunyi: “ Yang dimaksudkan pemuda adalah warga negara Indonesia yang
memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 sampai 30
tahun”.
Labih lanjut dalam peraturan perundangan yang dimaksud diatas pula
dijelaskan peran, tanggung jawab, dan hak pemuda dalam pasal 16 berbunyi “Pemuda berperan aktif sebagai kekuatan moral, kontrol sosial, dan agen
perubahan dalam segala aspek pembangunan nasional”.
Pemuda adalah salah factor pendukung berdiri dan bertahannya sebuah
bangsa dimana sesuai dengan pendapat James A. Michener, seorang penulis
terkenal mengatakan bahwa “ masa depan suatu bangsa tergantung pada apa yang
dibaca oleh kaum pemudanya saat masih muda. Dimana idealisme mereka dibentuk pada saat itu, target
mereka ditetapkan secara mantap”. Dari perkataan beliau dapat ditarik benang
merah bahwa kaum pemudalah yang dapat menentukan peradaban suatu bangsa jauh
kedepan.
Ketika kita menelisik sejarah
perkembangan bangsa ini sejak dari Orde Lama, Orde Baru dan bahkan sampai era
Reformasi serta Demokrasi banyak kita jumpai berbagai macam peranan pemuda dalam
memperjuangkan dan bahkan mempertahankan kedaulatan serta kemerdekaan bangsa
ini.
Berawal dari 16 Agustus 1945 dimana sebuah perjuangan pemuda Indonesia
untuk memerdekakan Indonesia ditandai dengan diculiknya presiden soekarno-hatta
ke rengasdengklok, karawang dengan tujuan mendesak agar kiranya presiden
soekarno-hatta segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia yang pada akhirnya beliau Ir soekarno-hatta
membacakan teks proklamsi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945.
Lanjut pada tanggal 21 mei 1998,
dimana pada saat itu dikenang oleh seluruh warga indonesia sebagai masa-masa
kelam untuk Indonesia terutama terhadap soeharto karena pada saat itulah
berakhirnya masa Orde Baru. Hal itu disebabkan kegeraman kaum pemuda yang telah
jenuh melihat keadaan bangsa ini yang begitu carut-marut mulai dari lini
perekonomiannya sampai lini kemanusiaannya yang banyak sekali terlanggar oleh
pihak-pihak keamanan itu sendiri.
Masih banyak lagi peranan kaum
pemuda dalam menjaga dan mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaan bangsa ini
sekalipun hanya sedikit yang dapat dituliskan terutama sekarang ini ketika Indonesia masuk kedalam pasar dunia
yang imbas dari KTT APEC 1994 di Bogor yang ditandatangani oleh soeharto, yang
mana jadwal globalisasi itu secara terurut mulai Tahun 2003 adalah pelaksanaan
Globalisasi tingkat ASEAN.
Diantara jadwal-jadwal tersebut ialah pertama, ASEAN Free Trade Area (AFTA), kedua Tahun 2010 pelaksanaan Globalisasi
tingkat Cina & ASEAN , yaitu China and ASEAN Free Trade Area, ketiga tahun
2015 pelaksanaan Globalisasi tingkat Dunia, Global Free Trade Area yang salah
satu penandanya tumbuh dan berkembangnya usaha Waralaba Bergerak berbentuk Retailer Komoditi Skala Kecil.
Dari semua fenomena yang terlanjur terjadi
diatas, peran pemuda kembali sangat dibutuhkan untuk menghendel derasnya gerusan arus globalisasi yang
menggerogoti system perekonomian bangsa ini yaitu system perekonomian pancasila
yang lebih mengedepankan perekonomian local. Dan dimana telah kita lihat
beberapa dampak dari pengaruh pasar ASEAN yang telah menggerogoti bangsa ini
yaitu perekonomian local yang sudah kian makin terpinggirkan.
Maka dari
itu, Generasi muda, harus menyiapkan diri sebagai kader bangsa. Hal yang sangat
penting ádalah membangun karakter generasi-muda yang kuat antara lain dicirikan
oleh adanya sikap jujur, punya integritas yang tinggi, disiplin,
proaktif, penuh semangat, mandiri dan percaya diri, pantang menyerah,
patriotis, ramah-tamah dan santun, rendah-hati, kritis serta berani mengambil
risiko.
Generasi muda
yang tangguh adalah mereka yang menggunakan masa-mudanya untuk
hal-hal yang bermanfaat bagi sesama, taat menjalankan perintah agama dan
menjauhi larangannya, mampu membangun reputasi (nama baik) bagi diri sendiri,
keluarga, maupun masyarakatnya, serta last but not least mereka
sangat mencintai tanah-air dan bangsanya.
Sedikitnya
ada 4 (empat) kriteria sosok generasi-muda yang menjadi harapan bangsa. Pertama, memiliki kematangan spiritual, yaitu setiap langkahnya
mencerminkan rasa ketaqwaan kepada sang Khalik, tidak mengisi masa-mudanya
dengan kegiatan yang sia-sia, serta mensyukuri atas segala nikmat yang
Tuhan anugerahkan. Kedua, memiliki kapasitas intelektual yang
tinggi, yaitu berdayasaing yang tangguh, bersikap profesional, haus akan ilmu
yang bermanfaat, serta bertindak cerdik-cendekia. Ketiga, memiliki pola pikir yang visioner (mau
berpikir jauh ke depan), mampu berinteraksi dengan lingkungannya secara baik,
memiliki ide-ide yang inovatif dan brilian. Keempat, memiliki karakter yang kuat,
kepribadian yang tidak mudah mengeluh dan gampang menyerah, keras untuk
mencapai cita-cita luhur, serta pantang menjadi beban bagi orang lain.
Tantangan MEA 2015 yang sudah didepan mata,
dengan semangat pemuda yang pemberani itu maka pemuda harus tetap optimis dan
melihat tantangan tersebut justru dengan kacamata yang berbeda dari kebanyakan
orang yang melihatnya sebagai ancaman namun pemuda dengan keberaniannya
melihatnya sebagai peluang dan kesempatan emas menuju Indonesia baru, indonesia
emas, dan indonesia hebat yang mendiri dan merdeka secara hakiki.
Tentu
persiapan ini akan berjalan sesuai yang diharapkan meskipun sering kita
mendengar blada pisimistik dan kritikan sudah sangat terlambat memikirkan persiapan karena tantangan
sudah didepan mata. Namun meski begitu bukan berarti sudah tidak ada harapan
lagi karena dengan dukungan semua pihak, seinergisitas antara pemerintah pusat
dan derah dan dukungan semua elemen masyarakat baik yang tergabung dalam organisasi
masyarakat maupun tokoh masyarat dan pemuda maka dengan sekejap, ketertiggalan
itu dapat kita kejar.
Mengingat perkataan
bapak proklamator indonesia yang mengatakan bahwa Sejuta orang tua hanya bisah
bermimpi, akan tetapi
Satu anak muda dapat mengubah
dunia. Hal
ini menunjukan betapa besarnya harapan proklamator sekaligus presiden pertama
republik Indonesia yaitu presiden Soekarno atas peran startegis pemuda dalam
setiap agenda dan momentum membangun bangsa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar